Mustain, Sekretaris YCHI
Anda terus memutar, dan roda pengatur tersebut mulai bergerak agak lebih cepat dan anda terus memutar dengan usaha besar, anda berhasil memutar untuk kedua kalinya. Anda terus mendorong ke satu arah dengan KONSISTEN, tiga putaran…….empat….lima….enam.. roda pengatur itu berputar semakin cepat… tujuh…delapan…anda terus mendorong….sepuluh….sebelas….. dua belas, akhirnya roda putaran itu bergerak semakin cepat, kemudian ….whuuzz…whuzzzz…putaran demi putaran, sekarang tenaga yang anda kerahkan tidak lebih kuat ketimbang pada putaran yang pertama. Kini beratnya sendiri bekerja untuk anda. Dan akhirnya roda tersebut membangun momentum (terobosan). Tulis Jim Collins dalam bukunya yang legendaries Good to Great.
Tercapainya momentum pada roda penggerak itu, tidak ditentukan oleh dorongan pertama, kedua, kelima, kesepuluh atau dorongan yang kesekian kalinya, melainkan semua dorongan dijumlahkan menjadi satu dalam satu arah yang KONSISTEN. Setiap dorongan memberikan pengaruh kumulatif pada capaian momentum tersebut. Setiap roda putaran dibangun diatas pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya. Menggabungkan investasi anda.
Gambaran roda pengatur yang digambarkan Jim Collins, mengungkap apa yang kita alami dalam memulai membangun Yayasan Cinta Harapan Indonesia, yang lebih trendy kita sebut YCHI. YCHI sebagai lembaga non profit yang focus dalam penanganan anak-anak special need saat mengawali menggerakkannya menghadapi tantangan yang sangat besar, baik secara konseptual, social maupun kelembagaan.
Secara konseptual, untuk memetakkan core kompetens YCHI saja, sangat sarat dengan berbagai irisan pemahaman. Karena untuk mencapai keberhasilah kita harus focus pada case tertentu dan begitu halnya dalam menentukan wilayah garapan YCHI kedepan. Akhirnya setelah berulang kali melakukan Focus Group Discusstion (FGD) dan melibatkan beberapa pakar, disepakati bahwa focus garapan YCHI adalah penanganan dan pengembangan anak-anak autism dengan berbagai sub derivasinya dari keluarga tidak mampu secara gratis.
Sedangkan secara social, tantangan yang kita hadapi adalah bagaimana memberikan pemahaman yang lebih memadahi kepada masyarakat mengenai penerimaan dan persepsi terkait dengan pengembangan potensi anak special need, masyarakat kita masih menganggap miring gangguan autism ini, sekilas anak autism ini memang berbeda dari anak-anak pada umumnya, sehingga banyak orang tua yang kebetulan memiliki anak dengan spectrum autism ini merasa malu, dan bukannya tidak memberikan penanganan yang tepat malah mereka justru menarik anaknya dan memproteksinya dari lingkungan sosial.
Pandangan tersebut yang perlu diluruskan karena autism, kalau kata ibu Dyah Puspita, autisme, atau biasa disebut ASD (Autistic Spectrum Disorder), merupakan gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dan sangat bervariasi. Biasanya gangguan perkembangan ini meliputi cara berkomunikasi, berinteraksi sosial, dan kemampuan berimajinasi. Jadi autism ini bukan sebuah penyakit, apalagi penyakit yang menular dan juga bukan aib. Autism ini hanyalah gangguan tertentu pada face perkembangan anak, jadi karena keberadaannya hanya sebatas gangguan kewajiban kita adalah menghilangkan gangguan tersebut secara intensif. Sehingga potensi anak akan tumbuh secara optimal tanpa adanya gangguan tersebut.
Secara sederhana dampak dari gangguan yang ditimbulkan oleh sindrom autism akan menjadikan anak memiliki satu kelebihan tertentu dan satu kekurangan tertentu yang tidak diinginkan. Jadi tugas kita adalah mengurangi satu kelebihan yang tidak diinginkan dan menambah satu kekurangan yang seharusnya dimiliki oleh anak. Sehingga kedepannya diharapkan anak dapat tumbuh secara optimal menjadi pribadi yang mandiri dan dapat diterima dilingkungan social.
Adapun secara kelembagaan, saat ini di Indonesia, pola penanganan autism masih dilakukan secara personal, baik psikolog atau therapis dan biaya therapis yang dikeluarkan oleh orang tua juga sangat mahal sekali, actualy keluarga tidak mampu tidak bisa berbuat apa-apa melihat buah hatinya mengalami gangguan perkembangan tersebut.
Mengorganisir penanganan terhadap anak autism bukanlah pekerjaan ringan, Hal ini dibuktikan dengan minimnya instansi baik pemerintah maupun swasta yang melakukan penanganan terhadap anak autism yang sudah terorganisir secara rapi, apalagi menemukan sebuah lembaga yang kredibel dalam bidang penanganan autism dari keluarga tidak mampu secara gratis.
Belum adanya lembaga yang bisa dijadikan bencmaking dalam rangka pengembangan YCHI kedepan baik dari pemerintah maupun swasta, pengelola YCHI tertantang untuk menemukan format baru bagaimana mengorganisir pengelolaan autism secara berkelanjutan, yang kemudian menjadi promotor utama dalam pengembangan program pendidikan inklusi di Indonesia. Sehingga capaian ideal YCHI kedepan selain membangun benchmark baru bagi standarisasi pengelolaan organisasi non profit, juga menjadikan YCHI menjadi organisasi yang credible, transparan dan berkelanjutan dalam mengelola, membina dan mengembangan potensi anak-anak Indonesia khususnya anak-anak dengan gangguan perkembangan. itu adalah proses panjang
Namun jika proses yang terjadi di dalam YCHI yang baru beranjak tumbuh, berkembang untuk menjadi besar ini, KONSISTEN mengikuti hukum mekanisme RODA PENGGERAK yang diilustrasikan oleh Jim Collins di atas, YCHI pasti akan menjadi besar. Kita meyakini transformasi menjadi organisasi yang besar tidak pernah terjadi dalam satu malam sekaligus, akan tetapi diakibatkan proses akumulasi langkah demi langkah, tindakan demi tindakan, keputusan demi keputusan yang gabungannya menjadi hasil yang berkelanjutan dan spektakuler.
Minimal terdapat dua istilah kunci yang dapat kita petik dari RODA PENGATUR, yang keduanya dapat dijadikan pegangan bagi individu di setiap lini YCHI jika menginginkan YCHI dapat meraih MOMENTUM, pertama adalah MEMBINA_akumulasi dari pengetahuan dan keahlian. Kedua adalah TEROBOSAN _mencapai dan melewati nilai ambang.
Membina berarti secara berkelanjutan memberikan perhatian untuk menumbuhkan dengan cara_secara pribadi terus-menerus meningkatkan pengetahuan dan keahlian personal terkait penanganan anak special needs, untuk kemudian dimanfaatkan demi kepentingan YCHI, baik dalam penguatan kelembagaan (capacity building) pengembangan program (product innovation), maupun dalam pelayanan (customer satisfaction).
Sedangkan Terobosan adalah capaian kinerja dari setiap proses yang dilakukan atau dari setiap program yang dijalankan harus diarahkan pada capaian untuk menjadikan YCHI selangkah lebih maju dari lembaga lain. Kenapa tidak. mst
0 komentar:
Posting Komentar