| | | |
|
Konseling tahap kedua hari kedua ini dengan materi “Pengetahuan Kondisi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)”, yang diikuti oleh enam orang tua. Materi mencakup perkembangan ABK mulai dari perkembangan fisik, kognitif, emosi, sosial dan komunikasi. Materi disampaikan dengan pendekatan diskusi dimana orang tua diajak memahami konsep-konsep yang berhubungan dengan ABK dimulai dari pengetahuan yang diketahui oleh orang tua. Orang tua diarahkan mengungkapkan kondisi perkembangan anak dengan bahasa-bahasa yang dipahaminya. Para peserta mengungkapkan dengan bahasa yang mereka pahami misalnya istilah-istilah berpikir, perasaan, keegoan, pengasuhan, dan beberapa istilah lainnya. Selanjutnya fasilitator mengembangkan istilah yang dipahami oleh peserta ke konsep-konsep pengetahuan ABK. Misalnya peserta mengungkapkan istilah rasa dalam menyebut emosi, menyebut kata emosi ketika merujuk kata marah. Kata keegoan untuk menyebut rasa tidak mau mengalah pada orang lain. Konseling pun diarahkan pada hal-hal yang dibutuhkan anak misalnya bagaimana mengurangi keegoan anak dengan mengembangkan kemampuan social skill seperti berbagi, memahami, simpati dan empati kepada orang lain yang perlu diajarkan sejak dini.Pelaksanaan konseling kelompok berjalan dengan suasana hidup dengan diselingi sharing tentang kondisi anak. Hal yang salah kaprah dipahami oleh sebagian orang tua adalah karena anaknya ABK maka anak perlu dimaklumi dalam beberapa hal misalnya : anak mau “jajan” maka selalu dituruti. Selanjutnya para peserta diajak menemukan hal-hal yang perlu dimaklumi dan mana yang tidak bisa dimaklumi. Salah satu orang tua menyadari bahwa mengambil sesuatu tanpa izin adalah hal yang tidak bisa dimaklumi sehingga anak perlu dilatih untuk izin dan mengembangkan keterampilan berkomunikasi. Setelah konseling kelompok, para peserta diminta mengungkapkan apa yang didapatkan setelah mempelajari materi konseling selama 2 sesi (empat jam). Para peserta mengungkapkan bahwa mereka menjadi mendapatkan ilmu, wawasan dan pemahaman dalam mengasuh anak. Peserta juga mengungkapkan dengan program konseling kelompok dapat menjadi sarana berbagi rasa dengan orang tua lain dan saling berbagi pengalaman. Meskipun dengan gangguan yang berbeda-beda (ada yang autisme, retardasi mental, & kesulitan belajar) namun pada hakekatnya memiliki tujuan yang sama yaitu demi peningkatan anak yang lebih baik. Peserta lain yang kebetulan sudah berumur kurang lebih 60 tahun menyebutkan bahwa materi tersebut merupakan materi tentang ”kemanusiaan” yang sangat berguna dalam mengasuh anak dan menurut peserta tersebut materi ini sangat mendalam. |




0 komentar:
Posting Komentar