Minimnya tenaga pendidik menjadi masalah serius dalam penanganan ABK, sehingga pada tataran operasional sering kali dijumpai para orang tua, lembaga pendidikan inklusi, lembaga terapi kesulitan mendapatkan terapis/tenaga pendidik yang dibutuhkan. Dampak lain yang timbul akibat terbatasnya SDM adalah tingginya biaya treatment /penanganan untuk anak autistik, keterbatasan sekolah reguler yang menyelenggarakan pendidikan inklusi karena minimnya Guru Pendamping Khusus (GPK).
Kondisi diatas yang melatarbelakangi adanya program kerjasama antara Autism Care Indonesia dengan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Psikologi di Jabodetabek untuk memberikan peningkatkan pengetahuan dan keterampilan keterapisan.
Setelah sukses memberikan training kepada para mahasiswa Psikologi UIN Jakarta kini Mahasiswa Mercu Buana yang mendapatkan giliran mengikuti Training Gratis for Terapis yang diselenggarakan oleh Autism Care Indonesia.
Pelaksanaan training dilakukan di Aula Fakultas Psikologi Universitas Mercu Buana pada Jumat, 11 Juni 2010 dan diikuti sekitar 30 Mahasiswa. Training yang kebanyakan diikuti oleh mahasiswi tersebut dimulai pukul 09.00 -14.00.
Psikolog Autism Care Indonesia Adib Setiawan yang sekaligus menjadi trainer dalam training tersebut menyatakan “Petingnya memberikan penangan yang benar kepada calon terapis diawali dengan memberikan pengetahuan dan keterampilan yang benar. Langkah tersebut (training-red) dinilai sangat startegis dalam rangka memberikan pengetahuan dan melatih keterampilan mahasiswa-mahasiswa fakultas psikologi mengenai penanganan autisme dan anak berkebutuhan khusus lainnya dengan benar. Mst
0 komentar:
Posting Komentar