Kepada segenap pembaca Blog ACI, kami informasikan bahwa acara "Ramadhan Special dari & untuk Anak Special" yg rencananya akan diselenggarakan pada 31/08 karena satu & lain hal, acara ditunda pelaksanaannya sampai batas waktu yang tidak ditetukan. Demikian harap maklum adanya

Kamis, 12 Agustus 2010

Pengobatan Autis Mahal karena Jumlah Terapis Minim

Tribunnews.com - Sabtu, 7 Agustus 2010 15:21 WIB
  +
autism1.jpg
Ist
Ilustrasi


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Data Autism Care Indonesia mengatakan, satu dari seratus anak Indonesia usia 0- 12 tahun merupakan penyandang autisme. Mereka mengatakan, data yang didapat dari tahun ke tahun menunjukan adanya peningkatan pesat jumlah penyandang autis di Indonesia.

Sayangnya, peningkatan jumlah penderita autis di Indonesia tidak serta merta dibarengi dengan banyaknya tenaga terapis yang profesional dengan kualifikasi dan kompetensi yang baik dalam membimbing dan mengajar anak-anak autis itu.

Kenyataan tersebut yang lantas membuat mahalnya biaya pengobatan dan terapi bagi anak-anak berkebutuhan khusus di Indonesia. Untuk 90 menit hingga 120 menit pertemuan dengan tenaga terapis, masyarakat harus merogoh kocek antara 100 ribu hingga 150 ribu rupiah.

Hal tersebut tentu saja sangat mahal lantaran dalam satu hari, idealnya mereka bertemu terapis tiga sampai empat kali pertemuan. Jika dihitung 100 ribu rupiah misalnya, maka dalam satu hari, dibutuhkan 300 sampai 400 ribu rupiah.

Dan jika dihitung satu bulan dengan frekuensi pertemuan hampir tiap hari, maka orang tua yang anaknya mengidap autis harus membayar sekitar 9 juta rupiah tiap bulan.

Itu juga belum lagi biaya obat-obatan, alat-alat peraga dan perangsang anak, sampai biaya konsultasi kepada ahli. Untuk sekali konsultasi saja bisa mencapai 500-1 juta rupiah jika konsul ke ahli kenamaan.

Zulfikar Alimudin, Ketua Pembina YCHI, mengatakan, selain lantaran jumlah Terapis sedikit dan terlanjur minim, biaya pelatihan dan edukasi bagi calon pelatih dan terapis tersebut juga sangat mahal.

"Persoalan ini tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia. Minimnya para Tenaga terapis merupakan masalah yang tidak ringan. Karenanya kami berharap dengan pelatihan dan seminar seperti ini dapat meningkatkan kualitas para trainer muda dalam mengembangkan tenaga pendidik yang kompetensi dan kualifait," ujar Budi.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Powered by Blogger