tribunnews.com/alie usman
ALAT PERAGA --- Beberapa alat peraga dan permainan untuk anak berkebutuhan khusus.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Lebih dari 300 warga yang terdiri dari orang tua anak berkebutuhan khusus, para terapis, guru pembimbing khusus, mahasiswa, dan warga lainnya hari ini mulai mengikuti pelatihan dan seminar tentang penanganan anak berkebutuhan khusus.
Acara yang digelar Yayasan Cinta Harapan Indonesia (YCHI) tersebut merupakan wujud keprihatinan mereka mengenai minimnya para tenaga pendidik khusus atau terapis, maupun tenaga penunjang profesional dengan kualifikasi dan kompetensi yang baik.
Zulfikar Alimudin, Ketua Pembina YCHI mengatakan, saat ini permintaan jumlah tenaga terapis dan pendidik anak-anak berkebutuhan khusus tersebut sangat besar jika dibandingkan dengan minimnya jumlah tenaga terapis itu sendiri.
"Tidak berimbangnya tenaga pendidik atau terapis tersebut dengan kian banyaknya jumlah anak autis yang ada ini yang kemudian membuat terapis sangat dicari dan tentu saja mahal," ujar Zul, saat menggelar jumpa pers, di Auditorium gedung D Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. Sabtu (7/8/2010).
Zulfikar mengatakan, pihaknya sengaja menggandeng Dinas Pendidikan dalam penyelenggaraan bertajuk National series training & workshop for special teacher tersebut agar nantinya mampu berperan serta menjawab minimnya angka trainer yang saat ini dibutuhkan masyarakat.
Selain menghadirkan banyak tokoh yang merupakan pakar autisme seperti Frieda Mangungsong (pakar anak berkebutuhan khusus), Dyah Puspita (psikolog) Adre Mayza (Kepala pusat intelegensia kesehatan Kementerian Kesehatan) dan lainnya.
Acara yang digelar dua hari ini juga menghadirkan beragam stan alat peraga dan mainan edukasi bagi anak penyandang autis.
Acara yang digelar Yayasan Cinta Harapan Indonesia (YCHI) tersebut merupakan wujud keprihatinan mereka mengenai minimnya para tenaga pendidik khusus atau terapis, maupun tenaga penunjang profesional dengan kualifikasi dan kompetensi yang baik.
Zulfikar Alimudin, Ketua Pembina YCHI mengatakan, saat ini permintaan jumlah tenaga terapis dan pendidik anak-anak berkebutuhan khusus tersebut sangat besar jika dibandingkan dengan minimnya jumlah tenaga terapis itu sendiri.
"Tidak berimbangnya tenaga pendidik atau terapis tersebut dengan kian banyaknya jumlah anak autis yang ada ini yang kemudian membuat terapis sangat dicari dan tentu saja mahal," ujar Zul, saat menggelar jumpa pers, di Auditorium gedung D Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta. Sabtu (7/8/2010).
Zulfikar mengatakan, pihaknya sengaja menggandeng Dinas Pendidikan dalam penyelenggaraan bertajuk National series training & workshop for special teacher tersebut agar nantinya mampu berperan serta menjawab minimnya angka trainer yang saat ini dibutuhkan masyarakat.
Selain menghadirkan banyak tokoh yang merupakan pakar autisme seperti Frieda Mangungsong (pakar anak berkebutuhan khusus), Dyah Puspita (psikolog) Adre Mayza (Kepala pusat intelegensia kesehatan Kementerian Kesehatan) dan lainnya.
Acara yang digelar dua hari ini juga menghadirkan beragam stan alat peraga dan mainan edukasi bagi anak penyandang autis.
Editor : Omdsmy_Novemy_Leo
0 komentar:
Posting Komentar